[KUALA LUMPUR] GRANDMAMA'S: HARTA KARUN TERSEMBUNYI DI DALAM AIRPORT


Kalo nggak kelamaan transit di KL, mungkin saya nggak akan pernah tau ada makanan surga di bandara Kuala Lumpur alias KLIA 1. Sejujurnya saya paling sebel kalo harus turun di KLIA 1 karena mau makan aja harus naik train dulu ke airport C dan yang familiar adalah cuma Burger King. Berhubung saya lapar banget dan harus transit 6 jam, tapi antrian di Burger King rame banget kayak antri sembako, akhirnya saya memutuskan untuk nyobain resto yang eye-catching banget karena bertembok pink dan bergambar nenek-nenek naik Harley bernama Grandmama's. Sumpah random.

Ngeliat dari dummy yang dipajang sih kelihatannya enak-enak dan menggiurkan. Yaudah, daripada nggak makan akhirnya saya memutuskan untuk makan di sini aja dan memesan Kwetiau Siram Sapi, Nasi Ayam Spesial, dan Nasi Lemak. Tenang, ini nggak dimakan sendirian kok melainkan berdua, yha walaupun kami sadar ini banyak. Kami pikir semua ukuran porsinya normal ternyata gedeeee banget, ukurannya persis dummy yang dipajang di depan.


Menu pesanan yang paling pertama datang adalah si Kwetiau Siram Sapi yang wangi bangeeeeet. Tanpa ragu kami langsung ambil sendok dan suapan pertama rasanya ingin menitikkan air mata. Enak banget, seenak itu. Semua bumbunya berasa, manis, asin semua jadi satu dipaduin dengan daging sapi yang empuk. Saya baru pertama kali makan daging sapi seempuk ini, bener-bener belom digigit udah hancur aja gitu. Kwetiaunya pun dimasak dengan pas, teksturnya lembut tapi nggak 'benyek' dan masih bisa dikunyah dengan baik. Kuahnya pun juga saya suka banget karena kentalnya pas nggak encer kayak kuah capcay yang ewwww... Walaupun kuahnya kental, mereka nggak pelit untuk nyajiin dengan jumlah yang cukup banyak, nggak sampai terendam tapi nggak mecek-mecek kayak Kwetiau Bun. Dengan campuran telur yang banyak juga, kuah kwetiau ini juga berasa semakin gurih. Luv banget deh 10/10.


Makanan selanjutnya yang saya pesan bersama teman saya adalah nasi-nasian khas Malaysia yang seharusnya rasanya sih mirip-mirip sama masakan padang. Nasi Lemak yang saya pesan disajikan lengkap dengan telur, kacang, ikan asin, sambal, mentimun, dan juga the one and only ayam kari. Saya doyan banget sama kari, mau kari Jepang, kari Padang atau kari India pun pokoknya kari tetap nomor satu di hati. Suapan pertama Nasi Lemak + kuah kari ini bikin saya mendadak nostalgia sama zaman sekolah dulu. Kuah kari-nya berasa banget rempah-rempahnya di mulut dan persis dengan rasa kari India. Pas makan ini saya seneng banget karena akhirnya ketemu sama kari yang rasanya selalu saya rindukan hampir 10 tahun lamanya. Sedikit cerita, teman ibu saya yang seorang India suka bikinin kari untuk saya karena beliau tahu saya suka banget sama kari buatannya dan selama itu juga saya nggak pernah menemukan kari yang rasanya kayak gitu. Ini kari yang saya doyan! Rasanya pas banget untuk lidah saya + jadi nggak mau berhenti nyuap. Saya nggak bisa deskripsiin bumbu apa aja yang ada di dalam kari ini karena yang saya tahu ini adalah rasa kari India yang penuh rempah dan berbau tajam. Bagi sebagian orang yang nggak terlalu suka dengan masakan berbumbu tajam, mungkin kalian nggak bakal suka sama kari ini.
Perasaan saya pas makan Kari ini mungkin bisa digambarkan kayak scene Anton Ego di film Ratatouille pas lagi nyobain final dish dan langsung flashback ke masa kecilnya. Ego yang selalu grumpy dan nggak pernah senyum langsung happy sepanjang makan dan digambarkan senyum untuk pertama kalinya. Perasaan Anton Ego ini ternyata beneran nyata, bukan sekadar scene hiperbola film animasi. Saya merasakan hal yang sama saat itu, kembali ke masa lalu karena hanya sebuah rasa makanan. Ini ajaib.
Makanan terakhir yang nggak kalah endolita adalah Nasi Ayam Istimewa. Apa sih emang yang bikin istimewa? Ayamnya gede banget gile! Selain potongan ayam yang gedenya kayak dosa Malin Kundang, rasa si ayam jumbo ini tuh ngingetin kayak rasa ayam goreng kuning yang biasa digoreng sama mama di rumah lengkap dengan bumbu ayam goreng yang asin-asin enak kalo dicampur sama nasi. Tuh kan bikin flashback lagi! Walaupun ayamnya bentuknya gede, dagingnya tetep empuk dan bumbunya meresap sampai ke dalam. Nasi Ayam Istimewa ini disajikan dengan telur ceplok setengah mateng yang kalau dicolok kuningnya langsung ambyar plus sambal udang yang juga nggak kalah enak. Rasa sambalnya ini nggak cuma pedas, tapi berasa sedikit asam yang kalau dicampur sama ayam yang gurih bakal jadi perpaduan yang pas.

Bagaimana soal harga? Harga yang ditawarkan pun sekitar 30RM-an per porsi atau sekitar 100 ribuan rupiah, namun dengan porsi yang gede banget dan bisa dimakan berdua sepertinya ini merupakan harga yang wajar apalagi rasanya super enak untuk lidah saya dan teman saya. Kami berdua puas banget makan di sini dan meninggalkan meja dengan hati yang berbunga-bunga dan berjanji akan makan di sini lagi dengan memesan menu yang berbeda. Ini pertama kalinya bagi saya dapet pengalaman dari sebuah rasa makanan sederhana bisa bikin flashback dan bahagia. Terima kasih untuk chef yang sudah memasak dengan kesungguhan dan pakai cinta. Bless you 💓 [Chrissila Jessica]

Comments

Popular Posts